Selasa, 12 Agustus 2008

Pagi Hari Tanggal Tujuh Belas

(Buat laki-laki berwajah dekil di alun-alun Mojokerto)

Pagi hari tanggal tujuh belas
Bulan Agustus
Seorang laki-laki dekil mendekap guling kumal
wajahnya penuh curiga,
Ada apa gerangan, ini sudah merdeka
tak perlu mengendap-endap dengan bedil di tangan
Ini hari merdeka, Bapak

Laki-laki berwajah dekil itu
kurus sekali
berjalan mengendap-endap
dan ketika mobil-mobil ramai di jalanan
Dia menembakkan bedilnya yang tak berpeluru

Merdeka!
Katanya seraya memberi hormat
kepada langit biru
tiba-tiba di telingaku terdengar deru mars maju tak gentar
dan suara tembakan beruntun dari belakang.

Sabtu, 09 Agustus 2008

Mencari Makna Peringatan 17 Agustus


Bagi bangsa Indonesia, tanggal 17 Agustus merupakan hari keramat. Tanggal itu 63 tahun lalu untuk pertama kalinya kita secara defakto dan de yure bisa berdiri tegak sebagai bangsa yang meredeka, bebas dari belenggu penjajah. Maka tak heran kalau tiap tahun pada setiap Agustus, ada nuansa heroik di sekolah-sekolah, kampung-kampung, desa-desa, maupun pelosok gunung. Jiwa nasionalisme seolah menemukan momennya kembali.
Tapi benarkah? Benarkah stiap kita telah mampu mencari makna hakiki peringatan 17 Agustus saat kita menggelar berbagai lomba dan acara? Apa yang terbersit di dalam dada kita ketika mengikuti lomba balap karung, bola voli pakai sarung, dan berbagai lomba aneh lain? Atau, adakah tiba-tiba muncul semangat baru ketika kita memasang bendera di depn rumah dan menghias rumah dengan penjor dan lampu warna-warni?
Apa yang kita dapatkan dan apa yang mesti kita dapatkan selama mengikuti peringatan hari kemerdekaan?
Nah, untuk mengetahu informasi lengkap tentang hal ini, redaksi mengundang Anda untuk berpendapat secara bebas. Kami tunggu, ya?

Redaksi

Maria, Si Mungil yang Jago Matematika

Namanya Maria Qibtiyah. Temen-temennya bisa memanggilnya dengan Maria. Orangnya rada serius, tapi juga bisa tersenyum manis.
Seperti kemarin (9/8/2008), ketika Warta Aulia menemuinya saat jam istirahat, si mungil pun menyunggingkan senyum manis.

Emang, Maria anaknya mungil. Tapi ya itu, kapasitas otaknya ternyata besar. "Dia itu anak cerdas. Saat masih duduk di kelas 9 MTs Al-Multazam, dia sudah bisa saya ajak berpikir matematika secara logis-formal. Padahal, dalam teori Jean Peaget, mestinya anak pada usia dia masih berada dalam tingkat perkembangan pre-operasi formal," kata pengajar matematika Mulyoto, S.Pd, M.Si.

Maksudnya, Maria sudah bisa diajak memanipulasi variabel dan simbol matematika yang bersifat umum, bukan lagi kasus-kasus kongkrit yang terbatas. "Bahkan dia juga punya kemampuan untuk menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan soal," katanya.

Melihat potensinya yang demikian, menurut Ustadz Mulyoto, Maria harus diberikan wadah khusus. Dalam pembelajaran, dia harus diberikan kesempatan melakukan penemuan-penemuan rumus, di samping guru menyajikan rumus yang sudah baku.

Selain itu, agar bakatnya terasah, dia harus sering diikutkan dalam kompetensi-kompetensi sain yang menantang jiwa kreativitasnya.

Selama di MTs, dia pernah ikut dalam olimpiade matematika tingkat nasional meski masih belum juara. Sedangkan di tingkat kabupaten, dia sudah berhasil menunjukkan kecerdasannya. Dalam UAN tahun 2008 baru-baru ini, Maria menunjukkan puncak prestasinya dengan meraih nilai 10 pada pelajaran matematika.

Ternyata, meski pintar, gadis ceria ini tidak sombong. Dia bahkan dengan rela hati akan menjawab sedetil-detilnya kalau ada teman-temannya yang menanyakan materi pelajaran yang sulit.

"Ya, ilmu itu, makin diamalkan, makin bertambah mantab, bukan makin berkurang," begitu kilahnya.

Betul juga, ya? (WA)

Izza Farhatin Ilmi: Ingin Berguna bagi Orang Lain

Anaknya ramah. Tutur katanya tertata dan sistematis. Kata beberapa guru, dia juga tergolong all round. Gadis kelahiran Mojokerto ini memang serba bisa.
"Dia jago matematika, namun juga jago berbahasa asing, baik bahasa Arab, Inggris maupun Jepang," ungkap salah seorang ustadz (sebutan untuk guru) yang tidak mau disebut namanya.

"Pokoknya, dia itu mempunyai kemampuan lengkap" pujinya lagi.

Siapa sich, nama gadis ini. Siapa lagi kalau bukan Izza. Nama lengkapnya Izza Farhatin Ilmi. Gadis yang kini duduk di kelas XII SMA Al-Multazam ini memang punya segudang prestasi.

Antara lain: Juara II Lomba Pidato Bah Arab se kabupaten Mojokerto tahun 2005 (waktu kelas VII MTs), Juara I Lomba baca kitab tingkat wustha se kab Mojokerto tahun 2006, Peraih nilai tertinggi kelulusan pertama MTs Al-Multazam, sekaligus peringkat II se kab Mojokerto.

Juga, Juara I lomba pidato Bah Arab se kab Mojokerto tahun 2007, Juara I lomba pidato bah Inggris tingkat SMA/MA se kab/kota Mojokerto 2007 di UNIM Mojokerto, Juara I lomba baca kitab se kab/kota Mojokerto Maret 2008, dan terakhir Juara I beregu (Izza, Evi & Rizka) lomba debat Bahasa Inggris tingkat regional Jatim 2008.

Wah, banyak sekali prestasinya? Ngomong-ngomong, apa sich resepnya?

" Rajin belajar, disiplin membagi waktu, dan banyak berdoa," ungkapnya kepada Warta Aulia.

Lalu, apa cita-citanya? Ternyata, cita-citanya sangat sederhana: Ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. "Cita-cita harus setinggi-tingginya, namun untuk melanjutkan studi ke mana, saya masih banyak istikharoh. Ya, jadi apa saja, yang penting menjadi orang berguna," tegasnya. (WA)

Jumat, 08 Agustus 2008

Milad Al-Multazam: Kita Akan Tampil All Out

Sebentar lagi PP Al-Multazam punya gawe besar. Yakni Milad XI yang digelar 24 Agustus mendatang. Rencananya, milad akan dihadiri para wali santri, para pejabat di lingkungan depag dan dinas pendidikan. Bahkan, Bupati Suwandi menurut rencana bakal hadir.
"Kami manfaatkan momen ini untuk menunjukkan kemampuan kami. Kami akan tampil all out dalam banyak acara, baik acara seni teater, seni hadrah, pidato, dan lain-lain. Yang paling heboh, kami nanti akan menampilkan pidato dalam empat bahasa: Indonesia, Arab, Inggris dan Jepang," ujar Siti Maesaroh.
Menurut gadis manis yang kali ini didapuk sebagai seksi acara, acara-acara kini sudah fixed. "Kita tinggal memantabkan hingga teman-teman benar-benar bisa tampil maksimal. Kita akan melakukan gladi kotor tanggal 19 dan gladi resik tanggal 23 malam. Pokoknya, kami akan tunjukkan segenap kemampuan kami," ujarnya optimis. (WA)

Warta Aulia Terbit dalam Bentuk Website

Ini merupakan sebuah terobosan. Di era globalisasi informasi, di mana peran teknologi informasi (TI) kian dominan, kita mesti ikut menyesuaikan diri. Terobosan besar ini dilakukan oleh Warta Aulia, majalah siswi Pondok Pesantren Al-Multazam Mojokerto.
"Majalah ini pada dasarnya memang berfungsi untuk menampung minat siswa MTs dan SMA Al-Multazam yang berminat dalam bidang jurnalistik. Di samping sebagai media penyalur ekspresi dan aspirasi para santri," kata Ustadz Mulyoto, S.Pd, M.Si di ruang dewan guru kemarin (9 Agustus 2008).
Menurutnya, menulis merupakan ketrampilan atau skill yang hanya bisa diperoleh lewat latihan. "Kalau ingin trampil menulis, ya banyaklah menulis. Teori memang ada gunanya, tapi yang lebih penting adalah praktik," tegasnya.
Nah, lewat webblog, para siswi yang tergabung bisa mengasah kemampuannya dalam menulis dalam waktu yang cepat. "Kalau majalah diterbitkan dalam bentuk tercetak, rasanya ribet. Harus melay out, lalu menghubungi penerbit, dan makan biasa cetak. Nah, kalau formatnya dalam bentuk weblog begini kan enak. Proses terbitnya cepat, praktis, dan tersebar lebih luas," tegas guru matematika lulusan S2 Matematika ITS ini.
Dalam kesempatan terpisah, Ustadzah Neneng berpendapat sama. "Saya mendukung Warta Aulia kini terbit dalam format weblog," katanya dengan semangat. (M)